Nuzulul Qur'an yang secara harfiah berarti turunnya
Al Qur'an (kitab suci agama
Islam) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu
Allah pertama kepada
nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi
Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam.
Wahyu, Waktu dan Turunnya al-Qur'an
Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah
surat Al Alaq ayat 1-5 yang bila diterjemahkan menjadi :
- Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
- Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
- Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
- Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
- Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Saat wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam sedang berada di
Gua Hira, ketika tiba-tiba
Malaikat Jibril
datang menyampaikan wahyu tersebut. Adapun mengenai waktu atau tanggal
tepatnya kejadian tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para
ulama, sebagian menyakini peristiwa tersebut terjadi pada bulan
Rabiul Awal pada tanggal 8 atau 18 (tanggal 18 berdasarkan riwayat
Ibnu Umar), sebagian lainnya pada bulan
Rajab pada tanggal 17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurairah, dan lainnya adalah pada bulan
Ramadhan pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib) ,21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 (
Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo' )
[1]
Sistematika Penyampaian Al-Quran kepada Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam
Sistimatika turunnya Al-qur'an kepada Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam dengan cara:
- Malaikat Jibril langsung memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya.
Dalam hal ini Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam tidak melihat apapun,
hanya dia merasa ayat tersebut sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai
hal ini Nabi mengatakan “Ruhul kudus (istilah lain untuk malaikat
Jibril) mewahyukan kedalam kalbuku” [lihat surat (42) Asy Suura:51]
- Malaikat menampakkan dirinya kepda Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam
berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga
dia mengetahui dan hafal kata-kata itu.
- Wahyu datang kepada Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam secara tiba-tiba
seperti gemerincing lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh
Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam. Kadang-kadang pada keningnya
berpencaran keringat, meskipun turunya wahyu tersebut saat cuaca yang
sangat dingin. Kadang- kadang unta dia terpaksa berhenti dan duduk
karena merasa amat berat, bila wahyu tersebut turun ketika dia sedang
naik unta. Cara seperti ini seperti dalam kisah di atas.
Peringatan Nuzulul Qur'an
Sebagian
muslim, memperingati waktu terjadinya peristiwa tersebut secara khusus. Di
Indonesia setiap tanggal 17
Ramadhan,
biasanya dilakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul
Qur'an. Dilihat dari pada bulan yang disuruh kita berpuasa sebulan penuh
maka turunnya Al Quran terjadi pada bulan ramadhan. Dan dilihat dari
pada 10 hari terakhir pada bulan ramadhan turunnya lailatul qadar maka
tentunya turunnya al quran terjadi pada 10 malam terakhir pada bulan
ramadhan dan diikuti pada bulan2 selanjutnya. Dan menurut menurut musnad
Imam Ahmad, turunnya Al-Qur'an pada tanggal 24 Ramadhan, namun masih
ada perbedaan pendapat antara ulama. namun yang paling masyhur adalah
tanggal 17 Ramadhan.
Ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallahu Allaihi Wassalam
Diriwayatkan bahwa surah Al-Maidah ayat 3 diturunkan pada waktu sesudah ashar yaitu pada hari Jum'at di
Padang Arafah pada musim haji terakhir [Wada].
Pada masa itu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berada di Arafah
di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. tidak begitu jelas menangkap isi dan makna yang terkandung
dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.
bersandar pada unta dia, dan unta dia pun duduk perlahan-lahan.*
Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata: “Wahai Muhammad,
sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka
terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla.dan demikian
juga apa yang terlarang olehnya. Karena itu kamu kumpulkan para
sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir
aku bertemu denganmu.”
Setelah itu Malaikat Jibril a.s. pergi, maka Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke
Madinah.Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mengumpulkan para
sahabat dia, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun
menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s. Ketika
para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil
berkata: “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempuna.”
Namun ketika Abu Bakar Radiyallahu Anha. mendengar keterangan
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. itu, maka ia tidak dapat menahan
kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan
menangis dengan kuat. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga malam.
Kisah tentang Abu Bakar Radiyallahu Anha. menangis telah sampai
kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di hadapan
rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar,
apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali
keadaanmu? Seharusnya kamu berasa gembira sebab agama kita telah
sempurna.” Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar
Radiyallahu Anha. pun berkata: “Wahai para sahabatku, kalian semua tidak
tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kalian tahu bahawa
apabila sesuatu perkara itu telah sempurna menunjukkan bahwa perpisahan
kita dengan Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam telah dekat. Hasan dan
Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”
Setelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar Radiyallahu Anha.
maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar Radiyallahu
Anha., lalu mereka menangis. Tangisan mereka telah didengar oleh para
sahabat yang lain, maka mereka pun terus beritahu Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah
seorang dari para sahabat: “Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.,
kami baru kembali dari rumah Abu Bakar Radiyallahu Anha. dan kami
mendapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di hadapan rumah
dia.” Ketika Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mendengar keterangan
dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. dan dengan bergegas dia menuju ke rumah Abu Bakar Radiyallahu
Anha..
Sesampainya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. di rumah Abu Bakar
Radiyallahu Anha., maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. melihat
para sahabatnya sedang menangis dan bertanya: “Wahai para sahabatku,
mengapa kamu semua menangis?.” Kemudian Ali Radiyallahu Anha. berkata:
“Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., Abu Bakar Radiyallahu Anha.
mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu
telah dekat. Benarkah ini ya Rasulullah?.” Lalu Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. berkata: “Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar
Radiyallahu Anha. adalah benar, dan sesungguhnya masa untuk aku
meninggalkan kamu semua telah hampir dekat.”
Abu Bakar Radiyallahu Anha. mendengar pengakuan Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia
jatuh pingsan, sementara Ali Radiyallahu Anha. pula gemetar seluruh
tubuhnya. Dan para sahabat yang lain menangis dengan sekuat-kuatnya yang
mereka mampu..
Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.,
dia menyuruh Bilal azan untuk mengerjakan shalat, lalu berkumpul para
Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam..
Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menunaikan shalat dua
raka’at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan shalat dia
bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata:
“
Alhamdulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah
seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan
izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kalian, yang kasih
sayang pada kalian semua seperti seorang ayah. Oleh karena itu kalau ada
yang mempunyai hak untuk menuntutku, maka hendaklah ia bangun dan
balaslah saya sebelum saya dituntut di hari kiamat.”
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata demikian sebanyak 3
kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama ‘Ukasyah bin Muhshan
dan berkata:
“Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam,
kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya
tidak mau melakukan hal ini.”
Lalu ‘Ukasyah berkata lagi:
“Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah,
pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang, setelah dekat saya
pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha
anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk
berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang
rusuk saya. Oleh itu saya ingin tahu sama anda sengaja memukul saya atau
hendak memukul unta tersebut.”
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “
Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sengaja memukul kamu.”
[Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam melakukan pemukulan tersebut
karena dia tidak ingin dikultuskan oleh manusia termasuk sahabatnya itu.
pen] Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata kepada
Bilal Radiyallahu Anha.: “
Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata: “
Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash].”
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam
dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah Radiyallahu Anha. menyahut dengan
berkata: “
Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal Radiyallahu Anha. berkata: “
Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. untuk mengambil tongkat dia.” Kemudian Fatimah Radiyallahu Anha. berkata: “
Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Berkata Bilal Radiyallahu Anha.: “
Wahai Fatimah, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fatimah. Radiyallahu Anha. lagi: “
Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.?.”
Bilal Radiyallahu Anha. tidak menjawab pertanyaan Fatimah Radiyallahu
Anha., segeralah Fatimah Radiyallahu Anha. memberikan tongkat tersebut,
maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam.
Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menerima tongkat
tersebut dari Bilal Radiyallahu Anha. maka dia pun menyerahkan kepada
‘Ukasyah. Bilal masuk sambil membawa cambuk dan memberikannya kepada
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Setelah itu, Bilal kembali ke
tempat duduknya sambil menatap tajam Ukasyah bin Muhsin. Namun, yang
ditatap tetap tampak tenang dan tetap bergeming oleh kegelisahan di
sekelilingnya. Orang seperti apakah Ukasyah ini? Bagaimana ia bisa
sampai hati menuntut Rasul Sallalahu Allaihi Wassalam. untuk menerima
cambukannya? Bukankah Ukasyah juga tahu bahwa dia Sallalahu Allaihi
Wassalam. tidak sengaja? Bukankah Ukasyah juga tahu bahwa memaafkan itu
jauh lebih mulia? Bukankah Ukasyah juga melihat bahwa Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam. saat itu sudah berusia enam puluh tiga
tahun? Bukankah keimanan Ukasyah kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai
pejuang Badar sudah tidak diragukan lagi? Kenapa bisa begini ya,
Ukasyah? Kenapa? dipenuhi pikiran seperti itu, para sahabat Anshar dan
Muhajirin menatap bolak-balik antara Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. dan Ukasyah dengan perasaan tegang. Ketegangan itu berubah
menjadi keheningan yang mencekam ketika Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. memberikan cambuknya kepada Ukasyah. Begitu tangan Ukasyah bin
Muhsin meraih cambuk dan menguraikannya dengan tenang dan perlahan, Abu
Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab berdiri serempak. Sorot mata
keduanya yang biasa tenang kini menyala seperti sedang berhadapan dengan
musuh di medan tempur. Mereka berdua berkata, “
Hai Ukasyah! Kami
sekarang berada di hadapanmu! Pukul dan qisaslah kami berdua sepuasmu
dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam.!” Suasana jadi mencekam sejenak karena Ukasyah tampak
tidak mempedulikan mereka. Sementara Abu Bakar dan Umar tetap berdiri
menantang. Namun, dengan lembut, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.
berkata kepada kedua sahabat terkasihnya itu, “
Duduklah kalian berdua. Allah telah mengetahui kedudukan kalian.”
Hanya karena Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam yang berkatalah,
maka Abu Bakar dan Umar duduk. Namun, mata mereka tetap menatap Ukasyah.
Tiba-tiba, seseorang kemudian berdiri pula dan kembali menatap Ukasyah
dengan pandangan menantang. Orang ini juga sangat dikasihi Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam, lelaki gagah itu adalah Ali bin Abi Thalib
yang langsung berkata, “
Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di
hadapan Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam. Aku tidak sampai hati melihat
kalau engkau akan mengambil kesempatan qisas memukul Rasulullah. Inilah
punggungku, maka qisaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku semaumu
dengan tangan engkau sendiri!” Namun, Ukasyah seolah tidak mendengar
apa yang dikatakan Ali Radiyallahu Anha. Tangannya terlihat semakin
erat menggenggam cambuk. Setelah Ali berkata begitu, Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam. cepat-cepat menukasnya dan meminta Ali
kembali duduk, “Allah Azza wa Jalla. telah tahu kedudukanmu dan niatmu,
wahai Ali!” Setelah itu cucu Rasulullah Hasan dan Husin bangun dengan
berkata: “
Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini
adalah cucu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., kalau kamu
menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam.” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. pun berkata: “Wahai buah hatiku, duduklah kalian berdua.”
Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. “Wahai ‘Ukasyah pukullah
saya kalau kamu hendak memukul.” Kemudian ‘Ukasyah berkata: “
Ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.”
Maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun membuka baju,
terlihatlah kulit baginda yang putih dan halus maka menangislah semua
yang hadir.
seketika ‘Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. maka ia pun memeluk dia dan berkata; “Saya tebus anda dengan
jiwa saya, ya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. siapakah yang
sanggup memukul anda. Saya melakukan begini karena saya hendak menyentuh
badan anda yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla dengan badan saya.
Dan Allah Azza wa Jalla. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.”
Kemudian Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Dengarlah kamu
sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya.”
Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka
terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun
berkata: “Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu,
engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam. di dalam syurga.”
Ketika ajal Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam hampir dekat maka
dia pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah Radiyallahu Anha.
dan dia berkata: “Selamat datang kamu semua semoga Allah Azza wa Jalla.
mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua
bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. dan mentaati segala perintahnya.
Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat,
dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla
dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah
Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah menuangkan air dan
Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah
aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau
kafanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku,
maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam
rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku.
Pertama yang akan menshalatkan aku ialah Allah Azza wa Jalla [bahasa
kiasan. pen], kemudian yang akan menshalati aku ialah Jibril a.s,
kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang
terakhir malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya.Setelah
itu baru kamu semua masuk bersama-sama mensholati aku.”
Manakala para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu
maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata: “Ya
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. anda adalah seorang Rasul yang
diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi
kekuatan dalam memimpin kami dan sebagai Rasul yang meluruskan perkara
kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah yang akan kami
tanya setiap persoalan yang timbul nanti?.” Kemudian Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata: “Dengarlah para sahabatku, aku
tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan
telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasehat yang satu pandai
bicara dan yang satu diam. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan
yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di
antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan
Hadis-ku dan apabila hati kamu keras maka lembutkan dia dengan mengambil
pelajaran dari mati.”
Setelah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berkata demikian, maka
sakit Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. berawal. Dalam bulan safar
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. sakit selama 18 hari dan sering
dikunjungi oleh para sahabat. Menurut riwayat bahwa Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. diutus pada hari Senin dan wafat pada hari Senin.
Pada hari Senin penyakit Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.
bertambah berat, setelah Bilal Radiyallahu Anha. selesaikan azan subuh,
maka Bilal Radiyallahu Anha. pun pergi ke rumah Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam.. Sesampainya Bilal Radiyallahu Anha. di rumah
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun
memberi salam: “Assalaarnualaika ya rasulullah.” Lalu dijawab oleh
Fatimah Radiyallahu Anha.: “Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. masih
sibuk dengan urusan dia.” Setelah Bilal Radiyallahu Anha. mendengar
penjelasan dari Fatimah Radiyallahu Anha. maka Bilal Radiyallahu Anha.
pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah Radiyallahu Anha.
itu.
Ketika waktu subuh datang, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan memberi salam seperti
permulaan tadi, kali ini salam Bilal Radiyallahu Anha. telah di dengar
oleh Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. dan baginda berkata;
“Masuklah wahai bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh
itu kamu suruhlah Abu Bakar menjadi imam shalat subuh berjamaah dengan
mereka yang hadir.” Setelah mendengar kata-kata Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. maka Bilal Radiyallahu Anha. pun berjalan menuju ke
masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: “Aduh
musibah.” Sesampai di masjid maka Bilal Radiyallahu Anha. pun
memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. katakan kepadanya.
Abu Bakar Radiyallahu Anha. tidak dapat menahan dirinya apabila ia
melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar Radiyallahu
Anha. menangis sehingga ia jatuh pengsan. Melihat peristiwa ini maka
riuh rendah dalam masjid, sehingga Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. bertanya kepada Fatimah Radiyallahu Anha.; “Wahai Fatimah
apakah yang telah terjadi?.” Maka Fatimah Radiyallahu Anha. pun berkata:
“Kekacauan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid.” Kemudian
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. memanggil Ali Radiyallahu Anha.
dan Fadhl bin Abas, lalu Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.
bersandar kepada keduanya untuk pergi ke masjid. Setelah Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam. sampai di masjid maka dia pun bershalat
subuh bersama dengan para jamaah.
Setelah selesai shalat subuh maka Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. pun berkata: “Wahai kaum muslimin, kamu semua sentiasa dalam
pertolongan dan pemeliharaan Allah, karena itu hendaklah kamu semua
bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. dan mengerjakan segala perintahnya.
Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari
ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia.”
Setelah berkala demikian maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.
pun pulang ke rumah dia. Bunda Aisyah memandang Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. dengan penuh sayang. Biasanya, hati Bunda Aisyah
dipenuhi kekaguman akan kegagahan suaminya tercinta itu. Sekarang, hati
Bunda Aisyah dipenuhi rasa iba melihat suaminya itu dalam keadaan lemah
dan sakit. Ingin rasanya Bunda Aisyah mencurahkan segala apa yang ada
dalam dirinya untuk mengembalikan tenaga dan hidup suaminya. Namun,
setelah kembali dari masjid, Rasulullah merasa bahwa setiap saat, badan
dia menjadi bertambah lemah. Hari itu tanggal 8 Juni tahun 632 M. Dia
meminta sebuah bejana berisi air dingin. Kemudian, meletakkan tangan dia
ke dalam air itu dan mengusapkan air ke wajahnya. Ada seorang laki-laki
anggota keluarga Abu Bakar yang berkunjung dan membawa siwak. Dia
Sallalahu Allaihi Wassalam. memandang siwak itu demikian rupa yang
menunjukkan bahwa dia ingin bersiwak. Maka, Bunda Aisyah melunakkan
ujung siwak itu dengan giginya, dan Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. pun menggosok dan membersihkan gigi dia [Ini yang di maksud
dalam Hadits bahwa ludah Bunda Aisyah bertemu dengan ludah Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam]. Kemudian Allah Azza wa Jalla. mewahyukan
kepada malaikat lzrail: “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku
dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka
hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut. Apabila kamu
pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan
kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan
kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”
sesudah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah Azza wa Jalla.
maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badui.
Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. maka ia pun memberi salam,Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar suara orang berseru mengucapkan salam,”Bolehkah aku
masuk?”Tanya si tetamu itu, ketika puteri Rasulullah,Fatimah az-zahra
membuka pintu.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya.”maafkanlah,ayahku sedang deman”
kata Fatimah.Pintu di tutup dan dia kembali menemani ayahnya yang sedang
berbaring di pembaringan. Kemudian malaikat lzrail mengulangi lagi
salamnya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam
Rasululullah memandang puterinya itu dan bertanya,”siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayah,baru sekali ini saya melihatnya.” tutur Fatimah
lembut.Lalu,Rasulullah menatap wajah puterinya itu dengan padangan yang
menggetarkan.Renungannya cukup sayu seolah-olah bahagian demi bahagian
wajah putrinya itu hendak dikenang. Bertanda bahwa dia akan segera
berpisah dengan putri kesayanganya itu.
“Ketahuilah anakku bahwa dialah yang mehapuskan kenikmatan sementara
dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikat maut.”
Kata-kata Rasulullah menyebabkan Fatimah ditimpa kesedihan yang amat
sangat.
Ketika Rasullullah Sallalahu Allaihi Wassalam. mendengar tangisan
Fatimah Radiyallahu Anha. maka dia pun berkata: “Janganlah kamu menangis
wahai anakku, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan
bertemu denganku.” Fatimah-pun tersenyum. Kemudian Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam. pun menjemput malaikat lzrail masuk. Maka malaikat
lzrail pun masuk dengan mengucap: “Assalamuaalaikum ya Rasulullah.” Lalu
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menjawab: “Wa alaikas saalamu,
wahai lzrail engkau datang mengunjungiku atau untuk mencabut rohku?”
Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk
mengunjungimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau anda izinkan, kalau
anda tidak izinkan maka aku akan kembali.” Berkata Rasulullah Sallalahu
Allaihi Wassalam.: “Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?”
Berkata lzrail: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para
malaikat sedang memuliakan dia.” [Malaikat Jibril adalah salah satu
malaikat yang memiliki kedudukan paling utama].”Bolehkah aku minta
Jibril untuk turun?” Kata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam pada
Izrail.
Tidak beberapa saat kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk dekat
kepala Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Melihat kedatangan Jibril
a.s. maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai
Jibril, tahukah engkau bahwa ajalku sudah dekat” Berkata Jibril a.s.:
“Ya aku memang tahu.” Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. bertanya
lagi: “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku
disisi Allah Azza wa Jalla.” Berkata Jibril a.s.: “Sesungguhnya semua
pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu
dilangit. Semua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan Semua bidadari
sudah berhias menanti kehadiran rohmu.”
Berkata Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam.: “Alhamdulillah, Namun
sesungguhnya, bukan itu yang kutanyakan. wahai Jibril, gembirakanlah
aku dengan keadaan umatku pada hari Kiamat nanti.” [Inilah orang yang
begitu mulia. Pada saat ajalnya telah menjelang dan diberi kabar gembira
tentang kehormatan yang akan diterimanya di langit, justru ia baru akan
bisa gembira jika telah mendengar kabar tentang nasib umatnya
nanti,betapa besarnya kasih sayang Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. kepada kita] Kemudian Jibril berkata lembut menghibur dan
menenangkan, “Aku beri engkau kabar gembira bahwa Allah Azza wa Jalla.
telah berfirman, ‘Sesungguhnya, Aku telah mengharamkan surga bagi semua
Nabi sebelum engkau memasukinya terlebih dahulu. Allah mengharamkan pula
surga itu kepada sekalian umat manusia sebelum umatmu terlebih dahulu
memasukinya.” [Betapa ruginya manusia yang dilahirkan sebagai umat
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam namun tidak taat pada risalahnya].
Maka, menarik napas legalah Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. Dia
bersabda, “Sekarang, barulah senang hatiku dan hilang susahku.”
Kemudian, Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. menoleh kepada Malaikat
Maut dan bersabda: “Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku.”
Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, ketika roh nya
sampai di dada, maka Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata:
“Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati” Jibril a.s. memalingkan
pandangan dari Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. ketika mendengar
kata-kata dia itu. Melihat tingkah laku Jibril a.s tersebut .maka
Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. pun berkata: “Wahai Jibril,
apakah kamu tidak suka melihat wajahku?” Jibril a.s. berkata: “Wahai
kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam
sakaratul maut?”
Anas bin Malik Radiyallahu Anha. berkata: “Ketika roh Rasulullah
Sallalahu Allaihi Wassalam. telah sampai di dada dia telah bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga shalat dan apa-apa
yang telah diperintahkan ke atasmu.” Ali Radiyallahu Anha. berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah Sallalahu Allaihi Wassalam. ketika menjelang
saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir dia sebanyak dua kali,
dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah Sallalahu Allaihi
Wassalam. berkata: “Umatku, umatku.”
Hikmah dari kisah : - Rasulullah adalah pemimpin yang bertanggung
jawab dan tidak dzolim sehingga dia merelakan tubuhnya untuk di qisash
(di hukum balas),karena dia takut pernah mendzolimi orang lain. -
Rasulullah adalah pemimpin yang sangat di cintai umat dan para
sahabatnya sehingga ketika mengetahui ajal Rasul sudah dekat menangislah
semua sahabat. - Rasulullah sangat mencintai kita sebagai umatnya
sehingga detik-detik terakhir menjelang wafat dia berkata ummati,ummati
sampai tiga kali,bukan keluarga dia ataupun Istri-istri dia. - Kematian
adalah peristiwa yang dahsyat,sampai-sampai malaikat maut dengan lembut
mencabut Roh baginda Rasulullah pun masih terasa sakit.